Minggu, 04 Maret 2012

cerita pendek

entahlah harus aku mulai darimana kisah ini. pertemuan singkat itu ternyata masih saja membekas dihati ini. dia seperti angin, yang bertiup sepoi-sepoi dan membawa kedamaian. senyumnya membentuk bulan sabit, yang selalu bisa kulihat baik malam ataupun siang. dia satu-satunya orang yang sangat ingin aku temui (lagi) di dunia ini.

          pertemuan kami dimulai tiga tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. dia dan aku bersebelahan kelas. dan kami sering bertemu dalam angkot yang sama, yah karena arah rumah kami sama. tapi kami tidak pernah saling menyapa. yah... teruslah seperti itu. aku hanya suka melihatmu dari kejauhan. dari sini saja. itu sudah cukup.
          sengaja aku mengambil ekstrakurikuler yang harinya sama dengannya. hanya karena aku ingin melihatnya. apakah dia tahu, kalau aku suka memperhatikannya diam-diam? aku hanya melihatnya dari kejauhan saja, menikmati senyum mautnya yang membuatku terpanah. dia mungkin tidak menyadarinya. baguslah!

          saat naik kelas dua, aku dan dia kembali bersebahan kelas. ketika pagi, dan kami tidak bertemu di angkot, dia ternyata sudah tiba duluan di sekolah. selalu duduk didepan kelasnya dan memperhatikan setiap anak yang lewat disitu. itu selalu membuatku grogi! sungguh.

          ketika jam istirahat, aku selalu diam-diam memperhatikanmu yang tengah duduk di pojok dekat kantin yang tak jauh dari kelasku. cukup memperhatikanmu dari sini, dari dalam kelasku ini. aku cukup melihatmu saja dari tempat ini. tempat yang aman dimana aku bisa menjadi penguntitmu.

          tiba-tiba dia datang. seseorang yang sedang menjalin hubungan pribadi denganmu. dengan wajahnya yang cantik, dia tersenyum padamu disana. yah, darisini aku bisa melihat ekspresinya dengan jelas, juga ekspresimu. kalian serasi sekali...

          sepulang sekolah, aku masih saja menjadi penguntitmu. masih saja memperhatikanmu diam-diam darisini. tempat dimana aku bisa menjadi siapa saja yang tak pernah kau kenal. darisini, aku melihatmu tengah duduk berdua dengannya di warung pojok dekat sekolah. kau disana bersamanya! jujur, itu menyakitkan. tapi, aku tak berdaya, aku hanyalah seorang penguntit.

          satu jam sudah aku melihatmu bersamanya. beberapa teman yang menunggu angkot bersamaku pun satu persatu sudah pulang. dan disana biasanya hanya ada aku, kamu, sahabatku dan temanmu. hanya kita!

kamu tidak akan pernah sadar... bahwa aku menguntitmu...

saat kita kelas tiga, kelasmu masih ditempat yang sama, hanya aku yang pindah lebih jauh darimu. kelasmu hanya bergeser satu tempat dari yang dulu. dan kamu masih saja sama. aku dengar, setiap orang yang masuk kelas itu, mereka adalah orang-orang favorit. aku rasa itu benar...

setiap pagi, seperti biasanya, aku selalu melihatmu duduk di tempat itu. didepan kelasmu. setiap sore, saat ekstrakurikuler, aku juga selalu memperhatikanmu darisini, dari sudut kelasku yang tak pernah kamu tahu. dari tempat ini, aku bebas mengagumi. bulu mata yang lentik itu, aku benar-benar menyukainya...

pernah kita hanya berdua didalam angkot. kamu tahu? kejadian itu membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. kamu dengan cuek disampingku dan tak memperhatikanku, tapi aku tetap saja gemetar saat itu.

entahlah, sudah berapa lama aku menjadi seperti ini. yang aku tahu, aku pernah menyukainya!

-me-

2 komentar:

  1. nice story Aish.. mirip-mirip hahahaaa
    *sambil garukgaruk kepala + senyumsenyum :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahaha hayo siapa perempuan itu mas watita ? :D

      Hapus