Jumat, 30 Maret 2012

beloved LEE SEUNG GI



ekspresi lucu lee seung gi di film "The King 2 Hearts". seru loh. buruan ditonton :)
Viki !!! buruan dong tayangin yang episode 5 nya! gak sabar pengen lihat ekspresi seunggi oppa yang lainnya :))

Senin, 19 Maret 2012

asembagusku

mulanya dia hanya sebuah kota sepi dan terbelakang. masih penuh dengan kebiasaan-kebiasaan desa yang menarik dan sangat ku rindukan. setiap bulan kebesaran islam, kami selalu merayakannya dengan gembira ria. apalagi saat datang bulan maulid dan ramadhan yang penuh berkah, kami bersorak riang karenanya.

TK dharma wanita asembagus, itu sekolah pertama yang kujajaki. dan darisitu aku mengenal banyak orang yang berbeda. ada si ganteng "yang aku lupa namanya" yang sempat jadi temenku bermain, ada si ewang yang selalu menangis saat apapun dan dalam keadaan bagaimanapun. ada bu tri yang menjadi guru kami, dia cerewet dan penyabar. ruang bermain yang menjadi tempat favoritku. disana aku selalu melihat banyak anak-anak dilatih menari. tapi aku tidak pernah mau untuk ikut bergabung.

SDN 2 asembagus. tempat dimana nenekku bekerja sebagai kepala sekolah. ini sd pilihanku sendiri loh! dan dari sini aku mengenyam indahnya dunia, dari yang pahit sampai yang manis. dari tempat ini aku bertemu mereka yang akhirnya masih menjadi temanku sampai sekarang.

SMP 1 asembagus. ini awal aku merasakan "test" masuk sekolah. dan dengan dag-dig-dug mencari namaku di daftar peserta yang lolos tes seleksi masuk. subhanallah! setelah berlari kesana-kemari aku melihat namaku berada di jejeran nama-nama peserta yang juga lolos seleksi. 1D, itulah kelas pertamaku. kemudian 2D dan 3C.

aku rindu suasana masa kecilku...

ini letaknya diliat dari peta, paling ujung dan deket pantai. tapi jarak pantai kerumahku lumayan jauh sih :)

ini namanya sate lalak. agak mahal sih tapi sebandinglah sama rasanya. biasanya alm. kakekku suka beliin dulu :)

kayaknya aku kenal deh tempat ini, ini rumah dinas buat para guru di sdn 2 asembagus. kayaknya uda rusak dan gak terjamah ya itu. ckckck :|

dulunya bukan ini. masih pake cat gitu deh. pas jaman nenekku mauk pensiun, beliau mengusulkan dibikin kayak gini. jadi gini deh. sayang gak terawat :|


*gambar dari mbah google dalam keadaan yang terakhir kalinya :)


-me-

Sabtu, 17 Maret 2012

"Setelah matahari dan langit , yang bersinar cerah adalah HARAPAN"

"Do what I love, Love what I do"

"Kamu seenaknya datang ke kehidupan aku, dan pergi lagi!"

"Kamu itu abu-abu buat aku" 

"Cinta itu seperti kopi panas"

Dia juga masih sayang sama gue | Tahu dari mana? | ya dari sms-sms dan telfon dia"

"Dia hanya tahu, dia hanya boleh berjalan dan tidak boleh berhenti"

"Daripada memilih untuk berhenti, dia lebih baik memilih untuk mundur lagi ke belakang dan memulai dari awal"

"LUKA, seni kehidupan adalah tinggal bersama luka dan setiap hari masih bisa tertawa"

-Milli & Nathan-

kamu!

hey kamu!
baru saja kamu datang dan menyapa
tiba-tiba saja kamu pergi (lagi) dan menghilang (lagi)

hey kamu!
berhenti permainkan saya begini
kalo iya, iya.
kalo enggak, ya enggak!

hey kamu!
sudahlah...
tak penting apa yang terjadi dulu dan sekarang,
toh besok siapa yang tahu?

hey kamu!
bener-bener gak ngerti sama kamu

hey kamu!
satu persatu makhluk di lingkungan kamu membawaku masuk kedalamnya
sebenernya apa sih yang dicari?
heran deh..

hey kamu!
butuh berapa lama lagi?
aaaaaaa..!
mungkin kamu masih mencari yang lebih baik

-catatan seorang teman-

malaikat tak bersayap

dua puluh tahun yang lalu, pertama kali aku mengenalnya sebagai adik kecil yang lucu. bibirnya kecil, pipinya tembem dan matanya belok lengkap dengan bulu mata yang lentik. dia bernama Rio.

hari ini tepat di usiaku yang kedua puluh tujuh, dia datang dan memberikan sebuah kue ulang tahun yang cantik. lengkap dengan tulisan "Happy Birthday Kakak Cantik". yah, sebutan Kakak Cantik itu untukku, dia selalu memanggilku begitu. dan kami menghabiskan sisa malam ulang tahunku hanya berdua diteras rumahku.

dia juga selalu menjadi tempat dimana aku bisa menumpahkan semua amarah dan kekecewaanku. bahkan tak jarang dia mendengar cerita tentang pacar-pacarku atau bahkan seseorang yang sedang dekat denganku. bagiku, dia sudah seperti adikku sendiri.

dia bahkan selalu memberikan nasihat-nasihatnya kepadaku disaat aku membutuhkannya. dia selalu menyetel lagu kesukaanku saat menjemputku di kantor. dia selalu ada disaat kesulitanku. rasanya dia seperti malaikat tak bersayap yang telah dikirim Tuhan untukku.

dia selalu tersenyum mengawal harinya. selalu membagi senyum itu denganku dan orang-orang disekelilingnya. dia selalu bermanja-manja dengan mamaku. dan dia sudah seperti keluargaku sendiri.

mungkin karena jarak rumah kami yang berdekatan sehingga kami tak pernah putus kontak. kami selalu menjaga hubungan baik diantara satu dan lainnya. rasanya, kami sudah tak bisa dipisahkan.

di suatu malam minggu, dia mengajakku nonton dan makan malam. semalaman itu kami bercerita tentang segala kegilaan di masa kecil. tentang sepeda mininya, tentang boneka, tentang mimpi kami, tentang permain bodoh kami sebagai "suami istri muda", tentang segala yang kutakuti, tentang apapun yang kusenangi, tentang kegilaannya mengajakku bolos sekolah hanya untuk bermain, dan semuanya tentang kami.

tiba-tiba saja dia menatapku dengan serius dan suasana berubah menjadi kaku. aku tidak lagi menemukan tatapan mata yang penuh dengan keceriaan, dia, aku seperti tak mengenalnya.

"kenapa?", tanyaku mencoba mencairkan suasana.

"Kak, mungkin sekarang waktunya kakak untuk mendengarkanku. Kak, aku sudah bosan menjadi adik kecil kakak lagi, aku sudah bosan mendengar cerita tentang pacar, mantan dan semua lelaki yang mencoba mendekati kakak. aku sudah bosan selalu begitu-begitu saja. apa yang kakak ceritakan, selalu saja endingnya bisa kutebak dengan jelas dan sempurna semuanya menjadi kenyataan."

aku masih diam terpaku didepan meja yang berhadapan dengannya. ya Tuhan, apa yang terjadi? dan apa yang akan terjadi?

"Kakak selalu saja begitu. kakak selalu terlihat bodoh dan menyedihkan dihadapan mereka. apa kakak sadar? kakak selalu saja mengulangi kesalahan yang sama. kakak selalu saja begitu. dan aku selalu saja bilang 'nanti kak, suatu saat nanti pasti akan ada yang datang dan dia benar-benar sayang sama kakak' dan itu aku, Kak! Kakak mau jadi istriku?"

rasanya waktu tiba-tiba saja berhenti, dan entah dorongan darimana yang membuatku mengangguk tanpa ragu kepadanya.

sekarang permainan masa kecil itu menjadi nyata :)

-me-

Sabtu, 10 Maret 2012

flat line.

semua mata masih tertuju ke arah elektrokardiograf yang dipasang disebelah si pasien. semuanya masih tegang. tak ada senyum yang terkembang dari satupun mereka. semuanya masih memasang ekspresi datar, cemas dan penuh harap.

disamping pasien, seorang setengah baya dengan kumis dan rambut yang putih juga memakai seragam kebangsaannya yang juga berwarna putih masih berusaha merangsang detak jantungnya. masih dengan wajah cemas, si lelaki setengah baya yang biasa disebut dokter ini terus memasangkan alat perangsang detak jantung didada si pasien.

mereka yang melihat adegan itu hanya bisa berdoa dan berdoa. sebagian menangis, sebagian terdiam, sebagian hanya melihat dengan wajah tanpa ekspresi dan sebagian memilih keluar dari ruangan putih itu.

***

di sebuah klinik lain. seorang wanita masih berjuang. masih menahan sakit yang teramat-amat-sangat. masih bercucur peluh di tubuhnya.

seorang wanita yang lain masih memandu gerak nafasnya. menyuruhnya untuk mengatur nafas dan ngeden sekuat mungkin. masih saja seperti itu. dan seorang lagi mengelap peluh-peluhnya.

wanita itu masih berusaha.

***

masih diruangan yang putih. orang-orang tadi masih menangis dan semakin menjadi. semua masih berdoa dan berharap ada sebuah keajaiban kecil yang menghampiri pasien itu.

dokter tadi juga masih berusaha dengan berbagai upaya. masih dengan alat perangsang detak jantung ditangannya. masih dengan suster yang mengecek nadinya. masih dengan suster lainnya yang mengecek alat elektrokardiografnya. masih berkutat seputar itu saja.

***

seseorang yang lain tengah mengamati keadaan di ruang putih itu. seseorang dengan sayap super megah dan bercahaya terang. tanpa ekspresi. tiba-tiba pandangannya beralih pada si pasien yang sedang terbujur lemah tak berdaya di ranjang berselimut biru itu. dia tersenyum padanya.

dan berkata, "sudah waktunya. mari ikut aku...".

***

suara tangis bayi pecah di ruangan itu.
"Suster, terjadi PPP cepat beri pasien Misoprostol", suruh si bidan sambil menggendong bayinya dan membersihkan sisa darah pada si bayi.
wanita itu menghela nafas, tidak berdaya.

***

"Dok, Flat Line. sudah Cardiac Arrest...", ucap salah satu suster.
si dokter setengah baya itu menghentikan usahanya. menatap miris pada keluarga si pasien.
"Maafkan kami, Tuhan lebih berkuasa dari kami..".

-me-

Jumat, 09 Maret 2012

40


dia mengirimiku sebuah surat bersampul pink setiap harinya. tapi dia tak pernah menunjukkan siapa dirinya. dia bahkan tak memberi tahu inisialnya. aku benar-benar tidak mengenalnya...

1.
dia : "selamat pagi. semoga harimu indah.nice day, kan? :)"

2.
dia : "hay. bagaimana mengawali hari agar seharian bisa tersenyum? bayangkan kau telah menerima sebuah kado terindah tadi malam :)"

3.
dia : "udaranya segar kan? dingin tapi sejuk. rasanya nanti sore akan turun hujan. bawa payung."

4.
dia : "kemarin kehujanan? jangan lupa nanti pesan teh anget ya :)"

5.
dia : "hari jumat. ini hari pendek. manfaatkan waktumu :)"

6.
dia : "welcome weekend! have a nice day. jangan lupa makan walau pekerjaanmu menumpuk"

7.
dia : "rasanya pasti tidak ingin senin cepat datang kan?"

8.
dia : " selamat hari senin J good luck today”

9.
dia : “lama-lama aku suka memerhatikanmu. aku suka melihat tawamu. aku suka menatap matamu”

10.
dia : “jangan takut, aku bukan pembunuh bayaran. aku hanya seorang pengagum rahasiamu saja”

11.
dia : “kadang memulai sebuah hubungan untukku terlalu sulit, apa kau bisa menerima caraku mengagumimu? apakah kau terganggu? semoga aku tidak menganggumu”

12.
dia : “apa kabarmu hari ini? aku suka warna bajumu. merah muda, seperti hatiku saat ini”

13.
dia : “kenapa? apa kau ingin membalas suratku? letakkan saja di dalam kotak suratmu seperti aku melakukannya padamu”

14.
dia : “kau belum membalas suratku... aku menunggumu...”

15.
aku : “siapa kamu?”
dia : “aku... kau ingin tahu? kenapa? penasaran atau mulai suka dengan rahasia ini?”

16.
aku : “aku hanya penasaran, tapi aku suka. aku tidak bisa berbohong”
dia : “terimakasih sudah mengakuinya. aku hanyalah seorang pengagummu”

17.
aku : “kenapa mengirimiku surat setiap hari begini?”
dia : “I Love You!”

18.
aku : “bagaimana bisa? tak butuh waktu banyak untuk membalas suratmu kali ini. sesaat setelah membacanya.”
dia : “aku selalu tersenyum ketika membaca suratmu. terimakasih”

19.
aku : “kenapa? belum menjawab pertanyaanku kemarin. aku menunggu.”

20.
aku : “kenapa belum membalas suratku? bahkan kau belum mengambil suratku. kenapa? kemana kamu?”

21.
aku : “ini ketiga kalinya aku mengirimu surat.”

22.
dia : “maaf. aku sedikit sibuk dan tidak bisa membalas suratmu. maaf. jangan murung saat aku belum membalas suratmu.”

23.
aku : “aku tidak murung. hanya sedang memikirkan pengagumku. apa mungkin dia punya seseorang yang baru untuk dikagumi. melebihi aku kah?”
dia : “cemburu kah ?”

24.
aku : “sesingkat itu isi suratmu? huh kau membuatku ...”
dia : “membuatmu kenapa?”

25.
aku : “yah seandainya benar. aku cemburu!!!!”
dia : “katakan segera kau mulai menyukaiku”

26.
aku : “kenapa?”
dia : “karena itu tanda-tanda kau mulai suka padaku J

27.
aku : “terserahlah”
dia : “sesingkat itu isi suratmu. kau membuatku ...”

28.
aku : “apa?”
dia : “patah hati”

29.
aku : “siapa kamu sebenarnya? apa kita bisa bertemu?”
dia : “aku peri tanpa sayap, apa kau percaya?”

30.
aku : “tidak kalau aku belum membuktikannya sendiri”
dia : “butuh bukti? kenapa?”

31.
aku : “karena...”
dia : “apa?”

32.
aku : “ayo bertemu. sebelum jamuran!”
dia : “biar nanti aku bikin sop jamurnya :D”

33.
aku : “aku tidak mau”
dia : “kalau begitu nanti aku buatkan pasta jamur”

34.
aku : “aku ingin mencicipinya. boleh? segera ajak aku makan!”
dia mengirimiku sebuah kotak makan berisi pasta jamur!

35.
aku : “terimakasih. rasanya lumayanlah daripada buatanku. jago!”
dia : “tidak gratis”

36.
aku : “hah? harus bayar berapa?”
dia : “bayar dengan hatimu saja :P”

37.
aku : “transaksi hati dan pasta jamur?”
dia : “karena aku suka kamu. titik.”

38.
aku : “dan aku mulai suka.”
dia : “ayo bertemu. sore ini di taman belakang rumahmu. aku menunggumu disana jam 4. cepatlah datang. waktuku sedikit.”

39.
aku : “baiklah. tunggu aku disana”

tak sabar menunggu sore itu. tak sabar menunggu saat itu. pertemuan kami. entahlah, aku merasakan apa? takut, senang, gugup, bahagia, grogi, semuanya ku rasakan saat ini. siapa kamu, sebentar lagi aku akan tahu. yah. hanya menunggu dua puluh empat jam lagi. tunggu aku, tolong tunggu aku datang.

rasanya waktu berjalan sedikit lebih lama sekarang. aku mulai merasakan jam ditanganku berputar seratus kali lebih lambat daripada biasanya. siapa dia, aku ingin segera tahu!

taman. taman. taman. taman. dipikiranku hanya ada taman. dengan cepat ku kayuh sepedaku menuju taman di belakang rumah. aku benar-benar ingin segera bertemu dengannya. aku sungguh ingin tahu siapa dia. yang sudah membuatku jatuh cinta dengan surat-suratnya.

aku rasa, ekspresi wajahku berubah seketika. aku tak menemukannya di taman. aku tak bertemu dengannya. apakah aku terlambat?

hanya ada sebuah amplop berwarna pink.

40.
dia : “aku suka kamu. bolehkah aku benar-benar menjagamu mulai sekarang? bolehkah aku mengisi harimu mulai sekarang? bolehkah aku “selamat pagi” sesukaku mulai sekarang? bolehkah aku menjadi pemilik hatimu mulai sekarang?”

aku tersenyum.

“aku ingin jawabannya sekarang juga. rasanya terlalu lama menunggumu membalasnya”.

aku menoleh ke arahnya. dia, dia sahabat kecilku!

-me-


Kamis, 08 Maret 2012

R.I.P

dia lelaki jangkung
dengan rambut yang perlahan mulai memutih
tapi senyumnya masih khas
tatapan matanya masih sama
wajahnya, masih seteduh dulu

entahlah,
aku tak pernah tahu apa warna kesukaannya
tapi aku selalu tahu apa makanan yang selalu dirindukannya
nasi goreng buatan istrinya!
yang kiranya sudah dua tahunan tidak dicicipinya

aku tahu dia suka memakai kopiah kesayangannya
sambil menunduk dengan tasbih ditangannya
berkomat-kamit membaca dzikir
dan mengirim doa untuk sang istri disana

dia selalu diam
dan hanya menceritakan masa lalunya
mengenang masa-masa itu, membahagiakan untuknya
tiba-tiba dia terdiam di tengah-tengah cerita
memerah matanya
dan berair
dia pun memulai cerita yang lain
dan sang istri di dalam cerita itu
bercerita awal pertemuan mereka
dan bagaimana dia begitu merindukannya

dan...
tubuhnya semakin kurus
dan membungkuk
tapi baris giginya masih utuh dan putih
lihat jari-jemarinya,
semakin keriput kulitnya
pipinya pun mulai kempot
dia tak sekekar dulu lagi.

mungkin kini
dia sudah bertemu dengan istrinya
dan bersama-sama mengenang masa-masa itu
awal pertemuan mereka
awal mereka berkenalan
hingga akhirnya bersama
seperti kala itu
seperti saat ini
disana...
damailah kalian berdua

-me-

Rabu, 07 Maret 2012

k o s o n g !

film yang "hidup"

diambil dari facebook temen
hidup ini bak sandiwara yang diputar di bioskop. sebuah percakapan indah yang seakan-akan mengalir apa adanya padahal memang sudah di skenario kan. 

melihat sepasang orang yang bertemu dari jejaring sosialm dan berlanjut mengirim pesan, dan akhirnya saling suka. yah seperti itulah skenario Tuhan.

kemudian, terjadi sesuatu dan akhirnya mereka tak lagi berkomunikasi. tapi masih saja diantara mereka ada yang merindu. dan si perempuan yang dengan terang-terangan terkadang menyebutkan nama si lelaki dalam ceritanya di jejaring sosial yang lainnya.

si wanita pernah menyebutkan kata-kata “mencintaimu dengan sederhana”. dan si pria bercerita tentang kata-kata “mencintai dengan sederhana itu melelahkan” juga dalam sebuah akun jejaring sosialnya. ahh... benar-benar layaknya sebuah sandiwara per-film-an.

mungkin, si pria ini dengan halus menegaskan bahwa “kamu lebih baik melupakanku” kepada si wanita dengan kata-katanya. dan si wanita ini terlalu berharap kepadanya.

ahh... kalian betul-betul aktor dan aktris papan atas dihadapanNya.

*maaf ya, hanya geli saja melihat tingkah kalian :') nanti pasti ada saatnya kalian bisa benar-benar bersama :)
*sok tahu :P

-me-

menulis dan penulis

aku tak begitu suka membaca tulisan, tapi aku suka menulis. entahlah, apa aku bisa menjadi penulis yang baik walaupun aku tak suka membaca tulisan?

aku menulis dengan perasaan yang berantakan. aku menulis denga deretan huruf yang berjejeran dengan tidak rapi. aku menulis dengan banyak kata-kata yang amburadul. entahlah, aku tak mengerti.

sebelumnya, aku begitu suka dengan pelajaran bahasa indonesia. setiap ada pelajaran mengarang, aku begitu riang dan gembira. ini pelajaran favoritku. tapi entahlah, kenapa di setiap ulangan bahasa indonesiaku, aku selalu mendapat nilai yang jelek? oh.
 
aku tidak mengerti dengan arah tulisanku. awalnya aku menulis dengan lajur kiri, tiba-tiba menggok ke lajur kanan. ahh...

menulis itu sebuah hoby, bukan paksaan atau sebuah keharusan. aku suka menulis walaupun aku tahu, tak banyak waktuku untuk bisa menulis. namun, entahlah kenapa aku selalu bisa menyempatkan diriku untuk menulis beberapa rangkai sajak tentang diriku dan kehidupanku. atau, menulis sebuah cerita yang pernah aku dengar. mengemasnya seolah-olah itu terjadi padaku. aku selalu suka melakukan hal itu!

aku suka membayangkan diriku berada di dalam sebuah cerita, semcam dongeng. menjadi seorang putri yang teraniaya dan tiba-tiba ada pangeran berkuda, berwajah ganteng dengan pedang yang berhasil menyelamatkanku. kemudian di akhir cerita kami menikah dan menjalin sebuah rumah tangga yang damai dan tentram bersama anak-anak kami. tumbuh tua bersama di dalam sebuah rumah yang hangat oleh kasih sayang. penuh dengan tawa dan keceriaan. 

tapi itu hanya dongeng. yang kejadiannya pun masih disangsikan. tapi banyak juga yang menyukai setiap cerita dongeng itu. sebenarnya intinya sama saja, hanya saja pengemasannya yang berbeda. ada putri saljulah, ada putri tidurlah, ada rapunzellah, dll.

hah! aku hanya ingin menjadi seorang penulis. hanya itu saja.

rasanya duduk dan berada didepan layar leptop sambil membayangkan alur sebuah cerita seperti ini sangat amat menyenangkan bagiku. aku suka memakai banyak kata dan bermain dengan banyak makna. aku suka membaca sebuah karya dengan alur yang sulit dan gaya pemahaman yang sedikit memainkan otak. aku suka itu.

tapi aku tak begitu suka membaca sebuah buku pelajaran yang alur dan jalan ceritanya benar-benar tak ku mengerti. aku bosan.

aku hanya ingin menjadi seorang penulis! 

hahahaha, penulis yang bagaimana pun aku tak tahu. bahkan mungkin beberapa orang yang membaca tulisan ini pun akan tertawa dengan tawa mencemooh. ahh...

entahlah ini mimpi atau cita-cita.

tapi, yang aku tahu. aku selalu ingin menciptakan bukuku sendiri!

tokek

si tokek, racun!
apa ada yang bertanya "kenapa bisa?"
bisalah!
dia bersuara tapi tak terlihat,
seperti kamu!
yah. kamu!
kamu gak denger?
aku mengumpamakan kamu seperti dia, si tokek!

si tokek, maling!
kenapa?
apa ada yang bertanya "loh kok bisa?"
yah bisalah!
dia itu maling,
maling hatiku!
uda nyuri hatiku, dia pergi.
uda bikin aku melayang karena cintanya,
tiba-tiba sekarang dia menghilang!
dan kami putus kontak!
kamu tahu rasanya itu?

si tokek, kurang ajar!
kenapa?
apa ada yang bertanya "memang kenapa?"
karena dia tak pernah datang lagi.
setidaknya memberikan kepastian tentang hubungan ini.
aku sudah lelah begini.
menjadi seperti ini.
kalang-kabut karena hubungan ini.
mau begini begitu tak tentu.
masih saja terbebani hubungan ini.
aku benci begini!

hey, kau tokek!
datang dan perjelas semuanya!
hubungan ini, berlanjut atau sampai disini?

-me-

mantan

rasanya sudah lama lelaki itu menjadi mantan. yah, dia seseorang yang pernah hadir di dalam kehidupanku, sempat mewarnai hari-hariku, dan selalu membuat senyumku terkembang. dia bagaikan pelangi sehabis hujan. seperti hujan ketika terik. bak terik ketika mendung. aku suka dia!

yah. kami sudah menjadi mantan kini. aku rindu masa-masa pacaran itu. aku suka masa itu. aku berharap, masa itu bisa kembali lagi. aku ingin mengulanginya lagi. berduaan dengan mantanku di taman, berjalan bersama menuju kampus, makan siang bersama di kantin, atau minum teh hangat bersama saat terjebak hujan di rumah. aku merindukannya.

dia, lelaki itu, aku begitu menyukainya.

namanya selalu tersimpan rapi di dalam tumpukan file di salah satu lemari hatiku. dia seperti bagian dari database otakku. pikiranku tak pernah berhenti mengulang kenangan-kenangan tentang dia. seseorang yang sederhana, aku tahu itu, dia!

aku yang tak sempurna, sejak kehadiran dia, hidupku terlengkapi sudah. aku dan dia sempurna sudah menjadi "kami". saat itu, si mantan berjanji untuk mendampingiku selamanya. si mantan itu selalu berjanji seperti itu, hingga kini dia menjadi suamiku.

pak tua. (part II)

rasanya saat hujan turun, lengkap sudah perasaan aneh ini. 
hanya beberapa kali aku lupa untuk lewat di jalan biasanya, aku tiba-tiba rndu melihat si kakek tua itu.
terakhir aku lewat jalan itu, dia masih duduk-duduk didepan pintu rumahnya seperti biasanya.
hari itu, hujan.
aku melihatnya sedang duduk dengan santai sambil memegangi sebuah tongkat.
sore itu, dia memakai sebuah kopia berwarna putih.
tetap melihat ke arah dimana kendaraan berlalulalang.
dan kami bertemu mata.
dia seperti kakekku !

kembali, saat aku melewati jalan itu seperti biasanya,
aku tak melihatnya.
pintu rumah itu tertutup rapat.
entahlah, mungkin karena hujan yang sangat deras.

lagi-lagi aku ingin lewat jalan biasanya itu (lagi).
berharap bisa melihat si kakek tua yang selalu mengingatkanku pada kakekku.
tapi, rumah itu masih saja tertutup dengan rapat.
kemana si kakek itu?

-me-

Senin, 05 Maret 2012

aku ingin me-retweet semua kata-kata di hatimu!

Daisy.

menurut saya film indonesia tidak kalah dengan beberapa film korea. namun, kali ini saya ingin bercerita tentang sebuah film korea yang saya suka. bukan berarti saya tidak suka film karya anak negeri sendiri. hanya sekedar menjadi penikmat film saja :)

daisy.
sebuah film korea yang dipasarkan tahun 2008 yang lalu. dengan alur cerita yang sangat unik. dimana setiap pemerannya menceritakan kembali kisah kehidupan mereka sendiri-sendiri.

sebuah film segitiga antara kim hye hyong dan dua orang misterius yang menjadi pengagumnya. hye hyong sendiri adalah seorang pelukis yang tinggal dengan kakeknya. si kakek suka sekali mengambil gambar dirinya dengan menggunakan kameranya.

suatu hari, hye hyong melukis di sebuah kebun daisy (bunga matahari), dengan menyebrangi sebatang kayu. pernah hari kedua dia melukis disana, dan dia terjatuh di sungai itu. saat itu ternyata ada seorang pria yang tengah memperhatikannya dari jauh dan mencoba untuk menolongnya. namun terlambat, si hye hyong telah pulang. dan sejak hari itu, si pria ini sering mengirimkan sebuah bunga daisy ke tempat hye hyong.

tiba-tiba ada seseorang yang datang mengaku sebagai "pengirim daisy" itu. dia membuat si pria daisy ini menjadi cemburu berat padanya. mereka ternyata bermusuhan. si pria "yang mengaku-aku" ini adalah seorang polisi (woo joeng) dan si pria "daisy" ini adalah seorang pembunuh bayaran (park yi). mereka berdua sama-sama membuat nyawa si hye hyong benar-benar dalam bahaya.

dalam sebuah insiden, hye hyoung harus kehilangan suaranya karena sebuah peluru nyasar dan dia shock berat.

saat dia tahu siapa pria daisy yang sebenarnya, dan saat itu juga kisah mereka baru akan dimulai. tapi sayang dia akhirnya meninggal karena tertembak demi melindungi si pria daisy tersebut.

hye song : "Dia membangunkan jembatan untukku dan mengirimkan bunga daisy kepadaku setiap hari. Jung Woo, sepertinya dia menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi padaku. Tetapi ia tidak mengerti kehilangannya jauh lebih menyedihkan dibandingkan kehilangan suaraku. Aku tidak melakukan apapun untuknya, aku bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih.15 April, dia berjanji untuk datang ke pameran seni, aku menunggunya."

pria daisy (park yi) : “tidak ada gunanya hanya menunggu”

jung wo : "Ia kehilangan suaranya dan aku kehilangannya."

Park Yi : “aku sudah menyukainya sejak melihatnya pertama kali.” 

jung wo : “kau pria daisy?”

hye hyoung : "Aku merasa menyesal atas apa yang terjadi pada Jung Woo. Aku berusaha melukis wajahnya setiap kali aku merasa kesepian"

park yi : "Ini adalah sketsa diriku. Mungkin dia merasa menyesal, tapi ada aku yang akan menemaninya"

park yi : “aku dapat membaca gerakan bibir,ayo katakan sesuatu, cobalah.”

 park yi : “mianhae.” 

park yi : "Mianhe. Awalnya, aku hanya ingin membantu wanita muda yang cantik ini. Aku membangun sebuah jembatan dan kau memberiku lukisan. Aku mulai mengirim bunga daisy setiap hari, tetapi aku justru menjadi jembatan antara anda dan dia. Aku melihat kau begitu sedih setelah ia pergi, itu sebabnya aku muncul. Sekarang aku akan memberikan hati anda kembali."

park yi saat membaca isyarat bibir hyehyoung : “apakah anda melihat lukisan ini. Kau membuatku begitu bahagia. Lukisan ini aku memberikannya pada anda. Maaf, aku tidak mengenalimu. Sekarang aku tahu, karena kaulah aku sudah menunggu.” 

park yi : "kisah cinta ini hanyalah mimpi." 

-me-

 


Minggu, 04 Maret 2012

cerita pendek

entahlah harus aku mulai darimana kisah ini. pertemuan singkat itu ternyata masih saja membekas dihati ini. dia seperti angin, yang bertiup sepoi-sepoi dan membawa kedamaian. senyumnya membentuk bulan sabit, yang selalu bisa kulihat baik malam ataupun siang. dia satu-satunya orang yang sangat ingin aku temui (lagi) di dunia ini.

          pertemuan kami dimulai tiga tahun yang lalu saat aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. dia dan aku bersebelahan kelas. dan kami sering bertemu dalam angkot yang sama, yah karena arah rumah kami sama. tapi kami tidak pernah saling menyapa. yah... teruslah seperti itu. aku hanya suka melihatmu dari kejauhan. dari sini saja. itu sudah cukup.
          sengaja aku mengambil ekstrakurikuler yang harinya sama dengannya. hanya karena aku ingin melihatnya. apakah dia tahu, kalau aku suka memperhatikannya diam-diam? aku hanya melihatnya dari kejauhan saja, menikmati senyum mautnya yang membuatku terpanah. dia mungkin tidak menyadarinya. baguslah!

          saat naik kelas dua, aku dan dia kembali bersebahan kelas. ketika pagi, dan kami tidak bertemu di angkot, dia ternyata sudah tiba duluan di sekolah. selalu duduk didepan kelasnya dan memperhatikan setiap anak yang lewat disitu. itu selalu membuatku grogi! sungguh.

          ketika jam istirahat, aku selalu diam-diam memperhatikanmu yang tengah duduk di pojok dekat kantin yang tak jauh dari kelasku. cukup memperhatikanmu dari sini, dari dalam kelasku ini. aku cukup melihatmu saja dari tempat ini. tempat yang aman dimana aku bisa menjadi penguntitmu.

          tiba-tiba dia datang. seseorang yang sedang menjalin hubungan pribadi denganmu. dengan wajahnya yang cantik, dia tersenyum padamu disana. yah, darisini aku bisa melihat ekspresinya dengan jelas, juga ekspresimu. kalian serasi sekali...

          sepulang sekolah, aku masih saja menjadi penguntitmu. masih saja memperhatikanmu diam-diam darisini. tempat dimana aku bisa menjadi siapa saja yang tak pernah kau kenal. darisini, aku melihatmu tengah duduk berdua dengannya di warung pojok dekat sekolah. kau disana bersamanya! jujur, itu menyakitkan. tapi, aku tak berdaya, aku hanyalah seorang penguntit.

          satu jam sudah aku melihatmu bersamanya. beberapa teman yang menunggu angkot bersamaku pun satu persatu sudah pulang. dan disana biasanya hanya ada aku, kamu, sahabatku dan temanmu. hanya kita!

kamu tidak akan pernah sadar... bahwa aku menguntitmu...

saat kita kelas tiga, kelasmu masih ditempat yang sama, hanya aku yang pindah lebih jauh darimu. kelasmu hanya bergeser satu tempat dari yang dulu. dan kamu masih saja sama. aku dengar, setiap orang yang masuk kelas itu, mereka adalah orang-orang favorit. aku rasa itu benar...

setiap pagi, seperti biasanya, aku selalu melihatmu duduk di tempat itu. didepan kelasmu. setiap sore, saat ekstrakurikuler, aku juga selalu memperhatikanmu darisini, dari sudut kelasku yang tak pernah kamu tahu. dari tempat ini, aku bebas mengagumi. bulu mata yang lentik itu, aku benar-benar menyukainya...

pernah kita hanya berdua didalam angkot. kamu tahu? kejadian itu membuat jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya. kamu dengan cuek disampingku dan tak memperhatikanku, tapi aku tetap saja gemetar saat itu.

entahlah, sudah berapa lama aku menjadi seperti ini. yang aku tahu, aku pernah menyukainya!

-me-