Sabtu, 07 April 2012

Love is Coffee


aku bertemu dia saat musim gugur setahun kemarin. dia seorang barista di salah satu kedai coffee di kota ini. sangat jelas sekali di ingatanku, dia selalu tersenyum kepada setiap pelanggan yang membeli kopi di tempatnya bekerja. senyumnya begitu menawan dan mempesona. yah aku tahu, apa yang aku rasakan saat ini. dia telah memikat hatiku.

hujan deras, semakin membuat senyumnya terkembang. karena saat-saat seperti itu akan semakin banyak yang datang membeli kopi di kedainya. yah dia tak hanya menjual kopi, tapi juga menjual senyumnya yang indah sepaket dengan harga kopi itu. menurutku, itu bonus.

saat salju turun di kota ini, dia masih juga menjual kopi dengan bonus senyumannya yang hangat. sehingga rasanya dinginnya salju tak lagi terasa. sepertinya aku mulai jatuh cinta pada kopinya, juga kepada si barista ini. apalagi kepada senyumannya itu.

ketika musim semi tiba, senyumnya seperti mekar bunga yang indah dan mempesona. dia masih saja sama seperti biasanya, menjual kopi sepaket dengan senyumannya. tapi hari itu tiba-tiba dia menyapaku, “terimakasih sudah berkunjung,”. 

tapi musim panas ini, aku tak pernah berjumpa lagi dengannya. entah kemana dia, aku merindukan rasa kopi buatannya dan “bonus” senyumannya yang dijual sepaket dengan harga kopi itu.

-me-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar